Jumat, 25 Oktober 2019

Tokoh Buddha Di Indonesia 'Bhiksu Tadisa Paramita Mahasthavira' Telah Meninggal Dunia







HarianKenari-    Koordinator Dewan Sangha Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Bhiksu Tadisa Paramita Mahasthavira wafat. 


Mendiang Bhiksu Tadisa hembuskan nafas terakhir kalinya sesudah melakukan doa bersama dengan tujuh lintas agama untuk Indonesia yang diadakan di Ruang Silang Monas pada Jum’at 16 Oktober 2019 kemarin. 

Dalam acara itu dianya ada jadi perwakilan tokoh umat Buddha Indonesia. 

Dalam tayangan wartawan Walubi yang diterima, Rabu (23/10/2019), umat Buddha Indonesia kehilangan figur pemimpin agama Buddha yang berwibawa. 

Doa bersama dengan sama-sama berganti-gantian meminta kelancaran pengukuhan Presiden serta Wakil Presiden Republik Indonesia pada tanggal 20 Oktober 2019, ajak umat Buddha serta bangsa Indonesia, lakukan doa Bersama dengan di semua tanah air, dan mendoakan kelancaran kepemimpinan nasional 5 tahun akan datang (2019-2024) serta selama hidup. 




Bhiksu Tadisa mendoakan supaya Indonesia maju serta sejahtera, serasi dan Berjaya selamanya, Tidak ketinggalan dari beberapa negara lain di dunia. 

Sewaktu hidupnya, dia dikenang jadi figur yang tetap mengajari kasih sayang pada semua umat dan salah satu orang tokoh pemuka Agama Buddha yang aktif jaga kerukunan antar umat beragama di Indonesia. 

Dianya bertindak penting dalam membangun Vihara Bodhi Dharma Loka yang berada di Penjaringan, Jakarta Utara. 

Sekarang Jenazah Y.M Bhiksu Tadisa Paramita Mahasthavira dimakamkan di Hall C2 JIExpo Kemayoran, Jakarta. 

Untuk seterusnya pada Rabu, (23/10) akan diadakan acara malam kembang sebelum nanti jenazah akan dikremasikan di Krematorium Grand Heaven, Pluit pada Kamis (24/10).(*) 

Tewasnya Driver Taxi Online Dibunuh Supir Truk, Shocknya Calon Istri, Padahal 2 Bulan Lagi Akan Melangsungkan Pernikahan




HarianKenari-   Duka dalam menyelimutinya calon istri driver taksi online, Rusdianto (41) yang meninggal dibunuh penumpangnya. 


Rusdianto yang terakhir didapati meninggal dibunuh penumpangnya itu dalam tempo dekat ini akan langsungkan pernikahan. 

Sekarang kemauan untuk bangun rumah tangga itu juga tidak dapat dia wujudkan. 

Driver taksi online itu malah diketemukan meninggal pada Rabu (23/10/2019). 

Rusdianto diketemukan di tepi Tol Malang-Pandaan KM 72, Kecamatan Purwodadi. 

Waktu diketemukan meninggal, jasad Rusdianto telah dalam membiru dengan tangan terikat tali. 

Selanjutnya di bagian muka korban tertutup kaos berwarna abu-abu yang melingkar di muka sampai lehernya. 

Terlihat juga di sejumlah sisi tubuhnya juga ada bercak darah. 

Berita tewasnya Rusdianto itu juga membuat calon istri tidak menduga. 

Bagaimana tidak, pada Bulan Desember kelak, Rusdianto merencanakan akan menikah dengan, Dewi Puspitasari yang tinggal di Benowo, Pakal, Surabaya. 

Rusdianto serta calon istrinya didapati saling single parent. 

Calon mertua korban, Sunarsih (64) menjelaskan jika anaknya memang akan menikah dengan Rusdianto dua bulan . 

"Anak saya nangis-nangis. Pacaran tahun ini, ingin nikah dua bulan , Desember," kata Sunarsih, Kamis (24/10/2019) seperti dikutip TribunnewsBogor dari Surya.id. 

Disebutkannya jika anaknya terus menangis semenjak mendapatkan berita hilangnya Rusdioanto. 

"Anak saya terkejut, nangis terus. Hari senin belum bertemu nangis. Semalam tahu. Saya bertanya, Dewi katakan Rusdianto tidak ada (wafat), lihat photo kok tuturnya diikat," papar Sunarsih. 

Jenazah Rusdianto dimakamkan di dalam rumah duka, Jalan Raya Pacitan Dukuh Cumpleng, Slahung, Ponorogo. 

Sunarsih juga menjelaskan jika anaknya serta saudara-saudara dari koraban sekarang ada di Ponorogo. 

"Semua ke Ponorogo, turut saudaranya Rusdianto ke tempat tinggalnya disana. Semua ke sana semalam," pungkasnya. 

Selain itu terduga pembunuhan Rusdianto, Gianto sekarang sudah diamankan polisi. 

Terduga kesehariannya profesinya jadi sopir truk. 

Dia diamankan di dalam rumah kerabatnya, di Perumahan Palem Pertiwi, Desa Palem Watu, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Kamis (24/10/2019) pagi hari. 

Kapolres Pasuruan AKBP Rofiq Ripto Himawan mengutarakan, Rusdianto dihabisi dengan dijaring lehernya memakai tali dari belakang. 

Hal tersebut dapat berlangsung sebab ada banyak peluang. Rofiq menyebutkan peluang korban meleng atau begitu yakin dengan orang yang disopiri. 

Peluang lain, ada yang mengubah perhatian sang driver. 

"Namun sampai saat ini terduga mati-matian akui mengerjakannya sendiri," tuturnya waktu mengadakan launching papar masalah pembunuhan di Polres Pasuruan, Kamis (21/10/2019) seperti diambil TribunnewsBogor.com dari Surya.co.id. 

Pada polisi serta di depan wartawan Gianto akui khilaf lakukan pembunuhan itu. 

Hal tersebut dikerjakan sebab ia tertekan untuk membayar utang yang menjeratnya. 

Selesai membunuh serta buang korban di jalan tol, Gianto langsung bawa kabur mobil yang ditumapanginya. 

Tidak hanya itu, beberapa barang bernilai punya Rusdianto dikendalikan terduga. 

"HP korban di jual di belakang masjid cheng ho," jelas Rofiq. 

"Berdasar info terduga, yang berkaitan terbelit utang. 

Coba ambil barang punya orang lain. Di jual," tukas Rofiq. 

Jejak Digital 

Pembunuhan ini tersingkap kurang dari 24 jam sesudah diketemukan jasad korban. 

Kapolres Pasuruan AKBP Rofiq Ripto Himawan menerangkan, terungkapnya masalah ini karena pencarian jejak digital korban. 

menurut dia, polisi langsung lakukan identifikasi sesudah temukan jasad korban. 

Awalannya polisi mendapatkan info korban tinggal di wilayah Pakal, Kecamatan Benowo, Surabaya. 

Tetapi waktu dikunjungi nyatanya korban tidak ada disana sebab telah bercerai dengan istrinya. 

Polisi lalu mendapatkan info jika korban tinggal di dalam rumah bosnya, di wilayah Bendul Merisi. 

Sesudah diyakinkan, pada akhirnya polisi mencari jejak digitalnya seperti transaksi di aplikasi taksi online. 

Nyatanya pada Hari Senin, tanggal 21 OKtober 2018, Siang hari korban ada order ke Pasuruan," tuturnya. 

Kemudian polisi mencari pemesannya lewat hp yang dipakai terduga. 

Pada akhirnya polisi dapat temukan kehadiran serta tangkap aktor. 

Korban Meninggal DIjerat Tali 

Rusdianto (41) masyarakat Bendul Merisi yang tinggal di Benowo, Kecamatan Pakal, Kota Surabaya meninggal dijaring tali oleh Gianto (36). 

Korban driver taksi online ini dihabisi dengan dijaring lehernya memakai tali tampar punya terduga. 

Analisis awal, terduga dihabisi di Surabaya serta mayatnya dibuang di Jalan Tol Malang - Pandaan (Mapan) KM 72 Dusun Seloan, Desa Capang, Kabupaten Pasuruan. 

Kasat Reskrim Polres Pasuruan, AKP Dewa Putu Sempurna YP menjelaskan terduga ini pesan service di aplikasi dengan arah Pondok Maritim Surabaya Selatan. 

Setelah tiba tempat, terduga minta korban untuk mengantar ke Graha Family. Ditengah-tengah perjalanan, kurang lebih di belakang National Hospital, terduga tiba-tiba minta berhenti. 

"Korban spontan hentikan pergerakan mobil Suzuki Ertiga W 1979 NK yang dikemudikannya. Tidak diakui korban, disana ialah tempat terduga menghabisinya," tuturnya. 

Menurut Kasat, korban ini dibunuh dengan tali tampar. Tali itu dililitkan di leher korban. Hasil dari autopsi, sangkaan awal korban sempat menantang, sebab ada sisanya. 

"Peluang karena sangat kuatnya tarikan terduga, pada akhirnya korban tidak berkapasitas serta wafat. Hasil dari autopsi menerangkan, pemicu korban wafat karena jeratan kuat di lehernya serta membuat aliran pernapasan berhenti," lebih ia. 

Seterusnya, kata Dewa, mayat korban dipindahkan ke sisi tengah mobil serta pergi ke arah arah Malang. Terduga menggantikan mobil korban serta masuk tol. 

"Terduga punya niat buang mayat tersebur di lokasi kebun teh Lawang tetapi tidak jadi serta seterusnya aktor ke arah arah Surabaya lewat pintu tol Purwodadi," tuturnya. 

Kemudian, sesampainya di tempat penemuan mayat, terduga buang mayat korban seputar jam 17.10, Senin (21/10/2019). 

Menurut dia, mayat korban telah 2 hari ada di tempat insiden. 

Hingga waktu diketemukan, keadaan jasadnya telah mulai membengkak serta keluarkan berbau tidak enak. 

"Peristiwanya Senin. Sesudah buang mayat korban, terduga ke Masjid Cheng Hoo, Pandaan. Terduga buang HP korban di semak - semak," papar ia. 

Dewa menjelaskan, kemudian terduga kembali pada Surabaya. Terduga bingung ingin menjualnya mobilnya dimana. Motif terduga membunuh ini sebab memang ingin kuasai mobil korban. 

"Pengakuannya, terduga mempunyai hutang. Karena itu nekat lakukan itu. Memang kemauan dari pertama ingin merebut serta jual mobil hasil rampasan itu," katanya. 

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes